Papua - Kepolisian Paniai, Kabupaten Deiyai menembak dan membunuh seorang pria saat kerusuhan pecah di Waghete Kota, Senin, 23 September, 2013. Warga dikenal bernama Pius Mote ditembak ketika polisi mencoba membubarkan massa yang menyerang seorang polisi.
"Kami dilempari batu dan panah, maka anggota bisa membuat panik dan kemudian menembak," kata Kapolres AKBP Paniai Ronny Sammy, saat dihubungi Senin sore.
Kerusuhan di kota, menurut Sammy telah dimulai sejak lima hari lalu. "Sekitar Rabu, pekan lalu, sekelompok orang telah memulai penghancuran beberapa pejabat rumah, termasuk Bupati Deiyai Dance Takimai, dan Sekretaris Deiyai Basilius Badii di Waghete City," kata Rony.
Menurut Sammy, kerusakan itu dipicu oleh pengaruh minuman keras di kota cahaya Waghete beredar, Deiyai. "Nah, setelah itu, kami mulai melakukan briefing mengenai dampak alkohol dan beralih, tapi ini tidak sepenuhnya diterima warga," katanya.
Dia mengatakan penyebab Rabu lalu itu diduga berasal dari pendukung salah satu calon yang kalah dalam pemilihan Deiyai 5 April 2013 lalu. Pemilu lokal di Deiyai berlangsung dalam tiga putaran. Putaran pertama pada 12 April 2012, putaran kedua, 21 November 2012 dan 5 April 2013 putaran ketiga. "Agaknya begitu, jadi di sini ada pengaruh alkohol, tetapi juga ada masalah pemilu," katanya.
Menurut dia, para pelaku serta pengarahan polisi sengaja memprovokasi di City Waghete. "Tiba-tiba, sekelompok orang datang menyerang anggota kami, para anggota disambar kayu," katanya.
Spontan pasukan menembak lurus. "Saya segera memerintahkan, jika serangan itu membahayakan dirinya anggota, silakan mengambil tindakan sesuai prosedur, yaitu dengan menembak untuk membubarkan massa," katanya.
Tetapi hal itu menambah pembubaran kemarahan massa di belakang bahkan membalas menyerang. Saat itulah polisi menembak dan meletakkan keluar pada warga.
Jumlah massa yang menyerang polisi berjumlah lebih dari 50 orang. "Pada hari Senin itu adalah hari pasar, jadi Waghete sangat ramai, sudah pasti kerumunan puluhan," kata seorang warga di Deiyai.
Ia mengatakan mayat korban meninggal, Pius Mote, sekitar pukul 19.00 WIT telah diarak massa ke kantor polisi. "Orang-orang menuntut bahwa polisi bertanggung jawab, kita akan melihat apa besok," katanya.
Sejumlah pemilih mengeluh dipindahkan ke TPS jauh dari rumah
-
Sentani, Jubi – Banyak pemilih di Distrik Sentani yang mengeluh terhadap
Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilkada 2024 yang dikeluarkan Komisi Pemilihan
Umum (...
8 jam yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar