Kekerasan Aparat Militer Indonesia di Tanah Papua |
Semenjak Indonesia mengklaim dan menginvasi wilayah Papua Barat menjadi
bagian dari keutuhan negara Indonesia sejak saat itu pula telah banyak
hal dilakukan untuk Papua. Indonesia kemudian menjadikan papua sebagai
daerah tujuan transmigrasi, mengingat wilayah Papua yang luas dan masih
banyak lahan kosong. Hutan rimba yang kemudian dirubah menjadi daerah
transmigrasi, pemukiman penduduk yang ada dibeberapa kota kabupaten.
Indonesia kemudian mengirim putra-putra terbaik Papua untuk disekolahkan
ke pulau Jawa. Menurut orang Papua, terjadi invasi dan klaim
semena-mena tetapi Indonesia kemudian merubah dan mempopulerkan dengan
integrasi, kemudian slogan Irian kembali ke Pangkuan ibu pertiwi” semua
hal yang berbau ke’papua’an dihapus diganti dengan Indonesia, persatuan
wilayah dari Sabang sampai Merauke terus dikumandangkan. Rasa cinta
tanah air terus diajarkan melalui pendidikan-pendidikan di tingkat dasar
hingga tingkat perguruan tinggi.
Suatu kebanggaan bersama Indonesia hingga 50 tahun lebih, tak dapatdi pungkiri tentang segala hal yang telah republic Indonesia berikan. Otonomi pada awal integrasi, Repelita, Otsus, Up4b hingga otonomi plus, semua itu sangat-sangat baik adanya. Bahkan terus diupayakan agar Orang Papua menjadi tuan dinegerinya sendiri. Bagi saya, semua itu sudah terlambat. Rupanya dibalik segala hal baik itu, dibalik integrasi ada tersimpan segudang persoalan sejarah yang sengaja dibelokan.
Persoalan sejarah yang banyak dimanipulasi, persoalan sejarah yang tidak sesuai dengan yang diketahui oleh masyarakat Indonesia pada umumnya. Persoalan-persoalan yang belum tuntas ini harusnya diutamakan dahulu. Selesaikan yang masih menjadi masalah ini agar semua persoalan yang nantinya akan diturunkan ke rakyat Papua dapat diterima secara baik dan dapat berjalan maksimal. Berbagai pelanggaran HAM yang terjadi dari awal sejak integrasi, yang terus terjadi hingga saat ini perlu diselesaikan. Agar kokohnya persatuan dalam bingkai itu dapat bertahan. Jika tidak maka seperti yang tertulis diatas, Sangat Baik Tapi Terlambat, harusnya semua program ini berjalan ditahun-tahun awal saat integrasi, saat kemenangan indosesia pada proses pepera 1969 yang lalu. Mungkin saat ini tak ada persoalan Papua merdeka, atau tuntutan Indonesia keluar dari bumi Papua.
Tapi sayangnya semua sudah terlambat. Indonesia baru menyadari setelah 50 tahun lebih, Indonesia baru menyadari ketika rakyat Papua semakin menuntut dan menuntut dengan berbagai aksi perlawan dari dalam kota hingga ke hutan-hutan belantara.
Tak ada solusi lain, Indonesia harus berani untuk memberikan “Penentuan Nasib Sendiri sebagai Solusi Demokratis Bagi Rakyat Papua”. Biarkan rakyat Papua memilih, apakah masih tetap bersama Indonesia ataukah berdiri sebagai sebuah bangsa merdeka.
Semoga!
By. Phaul Heger
Sumber : http://phaul-heger.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar