Puluhan aktivis Australia dan Papua Nugini tetap melakukan pelayaran menuju Merauke, Papua meski mendapat peringatan dari Pemerintah Indonesia dan ketidaksetujuan dari Pemerintah Australia.
Amos Waingai, aktivis Papua Merdeka yang kini mendapat suaka dan memiliki paspor Australia mengungkapkan saat ini kapal layarFreedom Flotilla telah menuju Cooktown, masih di wilayah pesisir timur laut Australia.
Lebih dari 20an aktivis mulai berlayar kemarin dari Cairns, negara bagian Queensland.
Kepada
Radio Australia Amos mengungkapkan tetap berkeras melakukan pelayaran
bersama puluhan aktivis lainnya menuju Merauke kendati mendapat
penolakan dari Pemerintah Indonesia dan tanpa restu dari Pemerintah
Australia.“Kami sudah siap menghadapi semua resiko yang akan terjadi. Semuanya,” ujar Waingai.Seperti
diketahui pihak keamanan Indonesia menegaskan akan menangkap orang
orang yang masuk dalam daftar pencarian orang dengan rekam jejak tuduhan
tindakan kriminal di Papua.
Angkatan Laut Indonesia juga akan mencegat kedatangan kapal tanpa ijin yang memasuki territorial Indonesia.Sementara, Menteri Luar Negeri Australia Bob Carr menyatakan pelayaran Freedom Flotilla tidak
mendapat dukungan dari Australia serta menyebut pelayaran itu
memberikan harapan palsu tentang kemerdekaan Papua dari Indonesia.Menurut Amos Wanggai perjalanannya tidak bermaksud dengan tujuan politik seperti yang dituduhkan.Wanggai
mengklaim pelayaran yang juga mengikutsertakan aktivis warga Papua
Nugini sebagai perjalanan misi kebudayaan untuk memperingati pemisahan
daratan Australia dan pulau Papua sejak zaman pencairan es 10 ribu tahun
yang lalu dan era kolonisasi.“Terserah orang mau bilang apa, tujuan saya cuma satu, saya jalan untuk connect dua tempat antara pulau dan daratan besar,” kata Waingai.“Kalau
nanti bisa tiba di Merauke, kami akan buat acara upacara adat. Akan ada
upacara penyambutan dari seluruh orang Papua untuk mempersatukan dua
pulau yang terpisah sekian lama,” lanjutnya.
Dalam setiap tempat persinggahan, menurut Wanggai akan ada aktivis lainnya yang bergabung dengan kapal layarFreedom Flotilla.
“Kami
sekarang ada tiga kapal layar di Cooktown, nanti akan ada kapal
lainnya, tapi saya belum tahu berapa lagi yang ikut bergabung,” jelas
Waingai.
Diperkirakan rombongan kapal layar Freedom Flotilla akan memasuki territorial perairan Indonesia pada akhir Agustus atau awal September.
Jika nanti dihalau oleh aparat atau kapal militer Indonesia Amos Wangai menyampaikan “Kami akan bicara terlebih dahulu.”
Amos Wainggai datang ke Australia sebagai pengungsi pencari suaka politik yang kini menetap di Melbourne sejak 2006.
Dia mendapat suaka bersama 42 aktvis Papua Merdeka lainnya dari Australia dan baru mendapat paspor Australia dua tahun lalu.
Dalam pelayaran Freedom Flotilla kali ini, selain Amos juga ditemani oleh Jacob Rumbiak yang juga dikenal sebagai aktivis Papua Merdeka lainnya.
Sumber : www.radioaustralia.net.au




0 komentar:
Posting Komentar