Home »
» HNS, Warga Papua Diminta Pakai Noken
Abepura – Hari noken sedunia (HNS) yang jatuh pada 4 Desember 2013 diminta agar
warga Papua memakai noken sesuai dengan kekhasan wilayah adat
masing-masing, seperti Mamta, Saireri, Domberai, Bomberai, La Pago,
Mepago dan Anim Ha.
Ketua Panitia Pelaksanaan HNS Thedy Pekey dalam konferensi pers di
Kafe Prima Garden, Abepura, Kota Jayapura kemarin mengatakan, noken
merupakan warisan dunia yang sudah terdaftar di Unesco (4/12/2012) dan
sudah dijadikan sebagai warisan budaya masyarakat Papua sehingga wajib
dihormati.
“Ya, untuk menghormati hari noken sedunia 4 Desember 2013, saya harap warga Papua pakai noken,” katanya.
HNS, kata dia, merupakan awal peradapan baru. Noken yang dijadikan
warisan budaya tak benda dunia telah kembali. “Ya, anak Papua jangan
lupa diri dengan zaman modern. Mari kita lestarikan budaya kita,”
katanya.
Noken sebagai tas tradisional yang terbuat dari kayu pohon Manduam,
pohon Nawa atau Anggrek hutan untuk membawa hasil burun, hasil kebun dan
banyak fungsi lainnya. Karena keunikannya, Unesco memasukkannya sebagai
warisan budaya tak benda dunia pada 4 Desember 2013 berkat upaya Titus
Christ Pekey di Paris.
Pengakuan ini mendorong upaya untuk melindungi dan mengembangkan
warisan budaya noken yang dimiliki oleh 250-an suku di Papua dan Papua
Barat. Noken di wilayah pegunungan tengah dijadikan sebagai symbol
kehidupan baik, kesuburan dan perdamaian.
Pengurus HNS Alex Giay mengatakan, pihaknya sedang mempersiapkan
pelaksanaan HNS dengan mendekorasi Auditorium Universitas Cenderawasih
(Uncen).
Thedy Pekey mempertanyakan dukungan pemerintah provinsi Papua dan
Majelis Rakyat Papua (MRP) terhadap HNS. Dikabarkan, pihaknya baru
mendapatkan dukungan dari telkomsel dan pemerintah Kota Jayapura.
Menurut Thedy, seharusnya peringatan HNS diambil alih pemerintah
provinsi Papua dan MRP.
“Ya, kalau sudah terdaftar di lembaga dunia seharusnya pemerintah harus tahu diri menjaga dan melestarikan noken,’ katanya.
Ia menyebutkan, pihaknya sudah menemukan MRP tetapi belum ada respons.
Seorang pembuat noken, Adolfina, yang kesehariannya menjual noken di
depan Gapura Kampus Uncen Abepura mengaku senang dengan perayaan HNS.
“Saya bersyukur dengan kegiatan ini karena pasti banyak orang yang akan datang dan melihat hasil anyaman noken kami,” katanya.
Ketika ditanya menyangkut perhatian pemerintah terhadap dirinya
mengatakan dari awal dirinya menjahit noken sampai saat ini belum pernah
ada perhatian dari pemerintah Provinsi Papua.
SUMBER : www.suluhpapua.com
0 komentar:
Posting Komentar