Home » » HNS, Warga Papua Diminta Pakai Noken

HNS, Warga Papua Diminta Pakai Noken

Written By Unknown on Selasa, 03 Desember 2013 | 02.28



Ilustrasi Pemakai Noken
Abepura – Hari noken sedunia (HNS) yang jatuh pada 4 Desember 2013 diminta agar warga Papua memakai noken sesuai dengan kekhasan wilayah adat masing-masing, seperti Mamta, Saireri, Domberai, Bomberai, La Pago, Mepago dan Anim Ha.
Ketua Panitia Pelaksanaan HNS Thedy Pekey dalam konferensi pers di Kafe Prima Garden, Abepura, Kota Jayapura kemarin mengatakan, noken merupakan warisan dunia yang sudah terdaftar di Unesco (4/12/2012) dan sudah dijadikan sebagai warisan budaya masyarakat Papua sehingga wajib dihormati.
“Ya, untuk menghormati hari noken sedunia 4 Desember 2013,  saya harap warga Papua  pakai noken,” katanya.
HNS, kata dia, merupakan awal peradapan baru. Noken yang dijadikan warisan budaya tak benda dunia telah kembali.  “Ya, anak Papua jangan lupa diri dengan zaman modern. Mari kita lestarikan budaya kita,” katanya.

Noken sebagai tas tradisional yang terbuat dari kayu pohon Manduam, pohon Nawa atau Anggrek hutan untuk membawa hasil burun, hasil kebun dan banyak fungsi lainnya. Karena keunikannya, Unesco memasukkannya sebagai warisan budaya tak benda dunia pada 4 Desember 2013 berkat upaya Titus Christ Pekey di Paris.
Pengakuan ini mendorong upaya untuk melindungi dan mengembangkan warisan budaya noken yang dimiliki oleh 250-an suku di Papua dan Papua Barat. Noken di wilayah pegunungan tengah dijadikan sebagai symbol kehidupan baik, kesuburan dan perdamaian.
Pengurus HNS Alex Giay mengatakan, pihaknya sedang mempersiapkan pelaksanaan HNS dengan mendekorasi Auditorium Universitas Cenderawasih (Uncen).
Thedy Pekey mempertanyakan dukungan pemerintah provinsi Papua dan Majelis Rakyat Papua (MRP) terhadap HNS.  Dikabarkan, pihaknya baru mendapatkan dukungan dari telkomsel dan pemerintah Kota Jayapura. Menurut Thedy, seharusnya peringatan HNS diambil alih pemerintah provinsi Papua dan MRP.
“Ya, kalau sudah terdaftar di lembaga dunia seharusnya pemerintah harus tahu diri menjaga dan melestarikan noken,’ katanya.
Ia menyebutkan, pihaknya sudah menemukan MRP tetapi belum ada respons.
Seorang pembuat noken, Adolfina, yang kesehariannya menjual noken di depan Gapura Kampus Uncen Abepura mengaku senang dengan perayaan HNS.
“Saya bersyukur dengan kegiatan ini karena pasti banyak orang yang akan datang dan melihat hasil anyaman noken kami,” katanya.
Ketika ditanya menyangkut perhatian pemerintah terhadap dirinya mengatakan dari awal dirinya menjahit noken sampai saat ini belum pernah ada perhatian dari pemerintah Provinsi Papua. 

SUMBER : www.suluhpapua.com

0 komentar:

Posting Komentar