Paus mengadakan kunjungan pastoral pertama di kota berbukit Assisi, 4
Oktober 2013, Pesta Santo Fransiskus, pelindung Italia, dan
mengakhirinya dengan pertemuan orang muda Katolik di lapangan, depan
Basilika Santa Maria degli Angeli, yang malam itu dipenuhi kibaran
bendera dan pekikan kaum muda.
Radio Vatikan melaporkan bahwa Paus Fransiskus tampaknya menangkap
kegembiraan kerumunan orang muda Katolik dan seperti biasa melambaikan
tangan kepada mereka dan berhenti sebentar untuk menyapa orang-orang di
sepanjang jalan.
Di akhir hari yang sibuk di Assisi itu, Paus juga menemui orang
sakit, cacat, dan miskin, para anggota keluarga Fransiskan, serta
peziarah dari seluruh dunia. Pada setiap langkah perjalanannya, Paus
juga mengambil waktu tenang untuk dan refleksi, mengikuti “Si Kecil
Miskin” dari Assisi.
Radio Vatikan melaporkan, Paus tampaknya mendapatkan
kekuatan dan energi dari setiap pertemuan baru, dari perhentian pertama
di Institut Seraphicum hingga kunjungan terakhir di Rivotorto, mengenang
gubuk kecil tempat tinggal Santo Fransiskus bersama dengan
pengikut-pengikut pertamanya. Hari itu selalu diisi dengan doa dan lagu,
dan ditandai sukacita dan kedamaian, karakter Santo Fransiskus dan Paus
Fransiskus.
Paus Fransiskus sudah kembali ke Vatikan. Ketika berbicara dalam Doa
Angelus di hari Minggu 5 Oktober, Paus mengakui bahwa kunjungan itu
merupakan sebuah karunia, maka Paus berterima kasih untuk sambutan
hangat yang diterimanya di sana.
Paus berangkat ke Assisi dengan helikopter. Ketika mendarat di
lapangan olah raga Institut Seraphicum, Paus yang didampingi delapan
kardinal, yang dipilihnya untuk memimpin Gereja, disambut oleh Uskup
Assisi Mgr Domenico Sorrentino, Presiden Wilayah Umbria Yang Mulia
Catiuscia Marini, Duta Besar Italia untuk Tahta Suci Yang Mulia
Francesco Maria Greco, Duta Vatikan di Italia Mgr Adriano Bernardini,
Prefek Perugia Doktor Antonio Reppuci, Walikota Assisi Doktor Claudio
Ricci, dan Presiden Provinsi Perugia Doktor Marco Vinicio Guasticchi.
Kemudian Paus berjalan ke Institut Seraphicum dan menemui orang
catat, anak-anak yang sakit serta tamu institut itu di dalam kapel.
Kepada mereka serta para perawat, Paus Fransiskus mengatakan bahwa Yesus
tersembunyi di dalam diri kaum muda serta anak-anak itu dan di dalam
diri mereka “kita menemukan luka-luka Yesus.”
Ketika berkunjung ke Basilika Santo Damianus dan ke Keuskupan Assisi,
Paus Fransiskus juga menemui orang miskin di “ruang penanggalan,”
tempat Santo Fransiskus menanggalkan semua pakaiannya di hadapan Uskup
Guido untuk mendapatkan kekayaan yang paling berharga yaitu Yesus.
Umat Kristen dan Gereja harus menelanjangi dirinya dari keduniawian,
kata Paus Fransiskus dalam sambutan kepada beberapa orang miskin di
Assisi, pagi hari itu. Paus menyampaikan pesan itu di gedung yang sama
tempat Santo Fransiskus menelanjangi dirinya sekitar 800 tahun lalu dan
meletakkan pakaiannya yang bagus di kaki ayahnya yang kaya, seraya
menyangkal kekayaan dan warisannya untuk hidup miskin bagi Allah.
Sekali lagi Paus menyisihkan pidato yang sudah dipersiapkan dan mulai
menyinggung gagasan yang sempat beredar di media dalam beberapa hari
terakhir bahwa ia akan meneladani Santo Fransiskus dengan menanggalkan
pakaian para uskup, para kardinal dan juga dirinya sendiri. Namun, kata
Paus, saat ini adalah kesempatan yang baik untuk mengajak Gereja
menelanjangi diri dari keduniawian.
Semua orang yang dibaptis harus mengikuti Yesus, yang melucuti
dirinya sendiri dan memilih menjadi hamba dan dipermalukan di dalam
perjalanan-Nya menuju Salib. “Dan jika kita ingin menjadi orang Kristen,
tidak ada cara lain,” kata Paus.
Paus Fransiskus juga berkunjung ke makam Santo Fransiskus dan
kemudian memimpin Misa di alun-alun sebelah Basilika. Dalam Misa
Perayaan Pesta Santo Fransiskus dari Assisi itu, Paus Fransiskus
menyerukan diakhirinya konflik bersenjata dan mengklarifikasi gagasan
perdamaian Fransiskan.
Beberapa ribu orang menghadiri Misa di Lapangan Santo Fransiskus,
yang terletak di depan tempat ziarah yang terkenal di dunia yang
didedikasikan untuk Santo Pelindung Orang Miskin itu.
Paus merayakan Misa itu di sebuah altar sederhana. Di belakang altar
berdiri sebuah salib kayu besar dengan dua palang dan di salib itu
tergantung Salib Santo Damianus. Santo Fransiskus sedang berdoa di depan
Salib Santo Damianus ketika Yesus menugaskan dia untuk membangun
kembali Gereja.
Dalam homili, Paus menggarisbawahi kesaksian relevan yang terus disampaikan oleh Santo Fransiskus.
“Kesaksian pertama dan paling penting adalah bahwa menjadi seorang
Kristen berarti memiliki hubungan yang hidup dengan pribadi Yesus,
artinya mengenakan Kristus, menjadi serupa dengan Dia,” kata Paus.
“Di mana perjalanan Fransiskus menuju Kristus dimulai? Perjalanan itu
dimulai dengan menatap dengan penuh perhatian terhadap Yesus yang
tersalib,” kata Paus. “Dengan membiarkan Yesus melihat kita, di saat itu
Ia memberikan hidup-Nya bagi kita dan membawa kita kepada diri-Nya
sendiri. … Kalau kita membiarkan Yesus yang tersalib menatap kita, kita
diciptakan kembali, kita menjadi ‘ciptaan baru’.”***
Kapolda Isir jamin netralitas jajarannya di Pilkada 2024
-
Manokwari, Jubi – Kepala Polda Papua Barat Inspektur Jenderal Jhonny
Eddison Isir menjamin netralis jajarannya dalam Pilkada 2024. Dia
memastikan mereka ...
7 menit yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar