JAYAPURA — Meski Pemprov
Papua telah resmi mendaftarkan diri sebagai tuan rumah PON XX Tahun
2020 di Kantor KONI Pusat di Jakarta, Senin (25/11) , namun hal ini
justru masih menuai kritik pedas dari Ketua Umum Badan Pelayan Pusat
atau Pimpinan Persekutuan Gereja-Gereja Baptis Papua (PGGBP) Pdt.
Socrates Sofyan Yoman.
Kepada Bintang Papua di Jayapura, Selasa
(26/11), Socrates Sofyan Yoman menandaskan, PON XX lebih dominan
kepentingan politik pemerintah Indonesia di Jakarta, dengan tujuan
untuk mengalihkan dan mengkaburkan tuntutan rakyat Papua untuk
penyelesaian substansi masalah Papua melalui dialog damai antara
pemerintah dan rakyat Papua.
“Saya harap Gubernur dan Wagub Papua
dipilih rakyat bukan untuk urus PON XX, melainkan mengurus ekonomi,
pendidikan dan kesehatan yang merupakan kebutuhan riil dan realistis
rakyat Papua,” tegas Socrates Sofyan Yoman.
Dikatakan, pihaknya tak setuju Pemprov Papua mendaftarkan diri
sebagai tuan rumah PON XX, karena hal ini tak rasional dan tak
realistis untuk kepentingan orang asli Papua.
“Saya dalam
kapasitas sebagai pemimpin umat orang asli Papua mendukung seratus
persen setiap program yang dilakukan Gubernur dan Wagub Papua. Tapi
saya tak setuju Pemprov Papua mendaftarkan diri sebagai tuan rumah
PON XX Tahun 2020,” tutur Socrates Sofyan Yoman.
Sedangkan terkait
alokasi anggaran untuk persiapan pembangunan infrastruktur
olahraga yang diperkirakan menelan dana triliunan rupiah, menurut
Socrates Sofyan Yoman, pihaknya mempertanyakan dari mana sumber dana
untuk pembangunan infrastruktur olahraga tersebut.
“Gubernur dan
Wagub Papua harus menjelaskan persiapan pembangunan infrastruktur PON
menggunakan APBN, APBD atau dana dari mana. Saya harap tak boleh
menggunakan dana rakyat,” ujar Socrates Sofyan Yoman.
Karena itu,
tandas Socrates Sofyan Yoman, pihaknya memberikan solusi dana-dana besar
itu Gubernur dan Wagub Papua serta jajarannya berupaya mengentaskan
kemiskinan rakyat Papua, diantaranya memperbaiki ekonomi rakyat
Papua yang berjualan di pinggir jalan, pendidikan yang sudah
morat-marit ini diatur serta kesehatan yang memprihatinkan ini
diperbaiki.
“Dana besar ini kekuatan diarahkan begitu bukan sesuatu
yang tak mungkin. Itu sesuatu yang tak mungkin. Itu infrastruktur
yang dinikmati dan sama sekali tak bermanfaat bagi orang asli Papua “
imbuh Socrates Sofyan Yoman.
Socrates Sofyan Yoman menambahkan,
seandainya Tuhan berkenan Papua ini berdiri sendiri kedepan sebagai
suatu negara merdeka dan berdaulat itu ada manfaat untuk Papua
mempunyai Stadion yang berlevel internasional.
“Apabila ada
even-even bertaraf internasional Papua menjadi tuan rumah dari kawasan
Pasific, Asia dan lain-lain bisa datang bertanding kedepan. Itu
keuntungan jangka panjang,” ungkap Socrates Sofyan Yoman.
Senator Tabuni ajak masyarakat jaga kedamaian di Pilkada Papua Tengah
-
Jayapura, Jubi – Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia atau
DPD RI Lis Tabuni mengajak seluruh pemilih di Papua Tengah menggunakan hak
suara...
1 jam yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar